Gambar Sampul Agama Kristen · e_Bab V Roh Kudus Membaharui Gereja
Agama Kristen · e_Bab V Roh Kudus Membaharui Gereja
Pdt Janse Belandina

22/08/2021 08:36:24

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

53

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Bab

Roh Kudus Membaharui

Gereja

V

Bahan Alkitab: Yeremia 31:31-33; Kisah Para Rasul 2:17-19;

Galatia 3:26-29; Galatia 5:18

A. Pengantar

Pada sekitar tahun 1160 ada seorang laki-laki dari kota Lyon di Prancis

yang bernama Peter Waldo (l.k. 1140 - l.k.1218), yang mulai mengajarkan

kehidupan Kristen yang radikal.

Latar belakangnya tidak diketahui

dengan pasti. Ia diilhami oleh

beberapa pengalamannya seperti

ketika ia mendengar khotbah

tentang kehidupan seorang suci

yang bernama Santo Alexius, ketika

diumumkan doktrin-doktrin gereja

yang penolakannya diancam dengan

hukuman mati. Ia pun terkejut

ketika mendengar bahwa seorang

temannya meninggal dunia dengan

mendadak sementara makan malam.

Semua pengalaman ini kemudian

mengubah kehidupan Waldo. Ia

menyerahkan sebagian hartanya

kepada istrinya, lalu sisanya ia bagi-

bagikan kepada orang miskin.

Lalu Waldo mulai berkhotbah

dan mengajar masyarakat umum

Sumber: http://www.cai.org/bible-studies/

huguenots-waldenses-and-catharians

Gambar 5.1

Patung Peter Waldo di Memorial

Luther di Worms, Jerman.

54

Kelas X SMA/SMK

berdasarkan pemikirannya bahwa orang Kristen harus hidup sederhana. “Kamu

tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon,” katanya sambil

mengutip Matius 6:24.

Sekitar 150 tahun sesudah masa Peter

Waldo, di Ceko muncul seorang tokoh

terkemuka yang bernama Jan Hus (l.k 1369 - 6

Juli 1415), seorang pastor, filsuf dan dosen di

Universitas Karel di Praha. Hus ditangkap dan

dijatuhi hukuman mati dengan dibakar di tiang

karena dianggap mengajarkan ajaran sesat

yang bertentangan dengan doktrin gereja

pada waktu itu. Setelah kematiannya, para

pengikut Hus memberontak melawan gereja

pada waktu itu dan terlibat dalam Perang

Husit yang berlangsung sebanyak lima kali.

Satu abad kemudian, sekitar 90% penduduk

Ceko menjadi pengikut ajaran Hus dan para

penggantinya. Peter Waldo dan Jan Hus adalah

dua nama penting yang berperanan cukup

besar dalam pembaharuan gereja sebelum munculnya tokoh-tokoh Reformasi

seperti Martin Luther dan Yohanes Calvin, satu abad kemudian. Mengapa gereja

harus diperbarui? Orang-orang seperti Peter Waldo, Jan Hus, Martin Luther,

dan Yohanes Calvin, melihat bahwa ada banyak hal yang tidak beres dengan

kehidupan orang Kristen dan gereja pada waktu itu. Gereja menjual surat- surat

pengampunan dosa. Artinya, dengan membeli surat itu, maka si pembeli akan

diampuni dosanya. Yang lebih hebat lagi, si pembeli dapat juga membeli surat-

surat pengampunan dosa itu untuk sanak saudaranya yang sudah meninggal

dunia. Ajaran ini tidak pernah diajarkan oleh Tuhan Yesus yang mengatakan

bahwa iman kitalah yang menyelamatkan kita (lih. Mat. 9:22; Luk. 17:19, dan

lain-lain)

Coba kamu diskusikan dengan teman kamu sebangku, pembaharuan apa

yang ingin kamu lihat di dalam gerejamu!

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Sumber: http://www.radio.cz/fr/

rubrique/special/

Gambar 5.2

Jan Hus

55

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

B. Gereja sebagai Komunitas Baru

Perubahan yang dahsyat terjadi pada waktu gereja perdana terbentuk.

Dalam

Kisah Para Rasul 2 dikisahkan apa yang dialami oleh para murid

Tuhan Yesus pada hari Pentakosta, yaitu hari Pencurahan Roh Kudus. Para

murid adalah orang-orang yang sederhana. Kebanyakan dari mereka

adalah nelayan. Umumnya berpendidikan rendah. Karena itu banyak dari

mereka yang sangat ketakutan ketika Tuhan Yesus dihukum mati dengan

hukuman salib yang sangat mengerikan. Mengerikan bukan hanya dari

cara penghukumannya yang luar biasa kejam, tetapi juga karena menurut

pemahaman orang Yahudi, orang yang dihukum salib berarti mereka

tidak diterima oleh Allah maupun manusia (dunia). Kalau surga dan

dunia menolak mereka, ke mana mereka harus pergi? Namun demikian,

peristiwa kebangkitan Yesus dan pencurahan Roh Kudus ke atas mereka

telah menghasilkan perubahan yang dahsyat atas diri para murid.

Coba tuliskan perubahan-perubahan apa yang dapat kamu temukan

dalam bacaan Kisah Para Rasul 2!

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Seluruh Kisah Para Rasul menggambarkan perubahan-perubahan yang

dialami oleh para murid. Misalnya, Kisah Para Rasul 2:1 mengatakan, “Ketika

tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.” Di mana

murid-murid itu berkumpul? Ayat ini hanya mengatakan “di satu tempat.”

Tampak seolah-olah lokasi berkumpul mereka itu sangat dirahasiakan. Namun

kemudian turunlah bunyi tiupan angin keras dan memenuhi seluruh rumah,

dan setiap murid dihinggapi lidah api di atas kepala mereka. Setelah itu mereka

keluar dari rumah itu dan memberikan kesaksian kepada orang-orang yang

telah datang ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah Yahudi.

Mereka tidak takut lagi akan ancaman-ancaman yang mungkin akan

datang. Dan kenyataannya, memang ancaman-ancaman itu terus-menerus

muncul, bahkan sampai sekarang. Dalam Kisah Para Rasul 6:8 - 8:2 dikisahkan

bagaimana Stefanus, salah satu diaken pertama gereja, dirajam sampai mati

56

Kelas X SMA/SMK

oleh kerumunan orang banyak yang memusuhi orang-orang Kristen. Namun

demikian, gereja tetap bertahan. Hingga sekarang, di abad ke-21, masih

banyak orang Kristen yang terus bertahan di tengah-tengah ancaman, siksaan,

dan penderitaan.

Ada banyak pembaharuan yang dialami oleh orang Kristen dalam gereja

perdana dahulu. Misalnya, orang-orang Kristen perdana ternyata berubah dan

tidak lagi memikirkan diri mereka sendiri saja. Mereka membagi-bagikan harta

mereka untuk digunakan bersama.

“Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala

kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka

yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang

sesuai dengan keperluan masingmasing” (Kis. 2:44-45).

C. Taurat yang Ditulis di dalam Hati

Gereja adalah komunitas umat Allah yang diperbaharui. Para pengikut Kristus

tidak lagi hidup berdasarkan perjanjian yang lama yang didasarkan pada Taurat,

melainkan sebuah perjanjian yang baru, yang dimeteraikan Allah di dalam hati

kita. Seperti yang dikatakan oleh Yeremia:

Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan

mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan

seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada

waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari

tanah Mesir; perjanjianKu itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi

tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah

perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah

firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan

menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan

mereka akan menjadi umat-Ku (Yer. 31:31-33).

Bagaimana hukum yang lama itu bekerja dalam hidup sehari-hari? Di masa

Tuhan Yesus, hukum Taurat telah sering digunakan sebagai senjata untuk

menindas orang lain. Para penderita kusta misalnya, dilarang tinggal di kota

Yerusalem atau kota-kota yang dilindungi benteng. (William Barclay, The Gospel

of Matthew vol. I, 295). Mereka harus disingkirkan ke luar kota. Kalau mereka

berjalan di antara orang-orang lain, mereka harus berseru-seru, “Najis! Kusta!”

dengan maksud supaya orang lain menjauhkan diri dari mereka. Mereka harus

menjaga jarak minimal 1,8 meter dari orang lain yang sehat. Bila angin bertiup

dari arah mereka, jaraknya dari orang sehat harus dijaga minimal 45 meter.

Meny

entuh orang kusta sama najisnya dengan menyentuh mayat.

57

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

D. Roh Kudus sebagai Agen Pembaharuan Gereja

Gereja perdana adalah komunitas yang diperbaharui sehingga komunitas itu

tidak terjebak oleh belenggu hukum Taurat. Ketika banyak orang tertarik untuk

menjadi pengikut Kristus, bahkan juga orang-orang yang berasal dari latar

belakang non-Yahudi, Petrus menyatakan bahwa mereka tidak perlu dibebani

dengan Taurat melainkan bisa langsung menerima Kristus dan menjadi Kristen.

Dalam Kisah Para Rasul 15:10-11 Petrus berkata,

“...mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk

murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang

kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih

karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti

mereka juga.”

Karena itu, orang-orang Kristen baru itu kemudian diharuskan mengikuti

peraturan sebagai berikut: “menjauhkan diri dari makanan yang telah

dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati

dicekik dan dari darah.” (Kis. 15:20).

Ini bukanlah hasil dari pemikiran atau hikmat para rasul itu sendiri. Dalam

Kisah Para Rasul 10:9 dst. diceritakan pengalaman Petrus yang bermimpi dan

melihat sebuah meja turun dari langit dan di meja itu terdapat berjenis-jenis

makanan - ada yang halal, tapi ada juga yang tidak halal. Lalu Petrus mendengar

suara yang memerintahkannya supaya ia memakan semua makanan itu. Namun,

sebagai seorang Yahudi, Petrus menolak memakan makanan-makanan yang

haram. Setelah suara itu berkata-kata tiga kali, akhirnya Petrus pun mengerti.

Ia menjadi sadar bahwa di mata Allah tidak ada makanan yang haram, dan itu

berarti perintah Taurat dijadikan relatif. Orang asing, goyim, yang dianggap

sebagai orang yang harus dijauhi, justru sekarang boleh diterima menjadi

bagian dari gereja.

Gereja perdana itu akhirnya mengerti bahwa yang paling utama bukanlah

apa yang tertulis di dalam hukum Taurat itu, melainkan jiwanya, yaitu tuntutan

supaya umat Allah bertindak adil dan setia kepada Allah. Seperti dikatakan

dalam Mikha 6:8,

“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah

yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan,

dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”

Dari sini kita dapat mengerti bagaimana pembaharuan yang terjadi di dalam

58

Kelas X SMA/SMK

hidup kita, di dalam gereja Tuhan, hanya bisa terjadi dengan benar apabila hal

itu dipimpin oleh Roh Kudus, yaitu Allah sendiri yang tetap tinggal di dalam

gereja dan menuntun jalan hidupnya.

E. Komunitas yang Inklusif

Perubahan apa lagi yang dapat kita temukan dalam gereja perdana itu? Untuk

memahaminya, kita perlu memahami terlebih dahulu bahwa orang-orang

Yahudi hidup secara eksklusif. Mereka menganggap diri mereka lebih baik

daripada bangsa-bangsa lain.

Namun demikian, dalam Kisah Para Rasul 2 digambarkan bahwa gereja

perdana terdiri dari orang-orang dari berbagai daerah di seluruh dunia. Ini

berarti, walaupun pada mulanya murid-murid Yesus hanya terdiri dari orang-

orang Yahudi, bahkan hanya dari satu daerah saja yaitu Galilea, gereja perdana

sudah terdiri dari orang-orang yang berasal dari latar belakang bahasa dan

budaya yang berbeda-beda.

Coba sebutkan dari mana saja datangnya orang-orang yang mendengar

pemberitaan Petrus pada hari Pentakosta yang pertama itu:

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

1. Kehadiran Orang-orang Helenis

Selain kehadiran orang-orang dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya

itu, ternyata gereja perdana juga berisi orang-orang Helenis, yaitu orang-orang

yang berbahasa Yunani, dan kemungkinan bukan orang keturunan Yahudi.

Dalam Kisah 6:1-7 dikatakan bahwa para murid semakin kewalahan karena

semakin banyak jumlah orang-orang yang bergabung menjadi warga gereja.

Karena itulah, para rasul kemudian mengangkat 7 orang diaken, artinya,

“pelayan meja.” Mereka berkata,

“Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani

meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang

terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat

mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran

59

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

dalam doa dan pelayanan Firman.” (Kis. 6:2-4)

Ketujuh diaken yang diangkat itu adalah Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor,

Timon, Parmenas dan Nikolaus. Keputusan ini menarik, karena orang-orang

Helenis ini mendapatkan jabatan yang cukup tinggi di gereja. Mereka menjadi

Kristen tanpa diwajibkan untuk menjadi orang Yahudi terlebih dahulu, artinya,

harus terlebih dahulu disunat dan dikenai berbagai kewajiban untuk menaati

hukum Taurat.

Hal ini menimbulkan kehebohan di Yerusalem, seperti yang dikisahkan

dalam Kisah Para Rasul

15:5. Saat itu, orang-orang

Farisi mencela para murid

dengan mengatakan,“Orang-

orang bukan Yahudi harus

disunat dan diwajibkan

untuk menuruti hukum

Musa.” Namun Rasul Paulus

berhasil meyakinkan rekan-

rekannya bahwa Allah lebih

memperhitungkan hati

manusia, daripada ketaatan

kepada hukum Taurat (Kis.

15:8-11). Keselamatan kita

adalah karena kasih karunia

Tuhan Yesus sendiri! (Kis. 15:11).

Kehadiran orang-orang Helenis ini menjadi petunjuk bahwa gereja perdana

itu bukanlah gereja yang eksklusif. Bagaimana dengan gereja di masa kini?

Coba diskusikan dengan teman-temanmu!

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Sumber: http://freethinker.co.uk/images/

uploads/2011/03/stephen4.jpg)

Gambar 5.3

Stefanus dirajam dan menjadi martir

pertama gereja perdana.

60

Kelas X SMA/SMK

2. Keterbukaan terhadap Perempuan

Keterbukaan yang terjadi di gereja ternyata tidak terbatas pada kehadiran

bangsa-bangsa lain. Kita juga melihat kehadiran kaum perempuan dalam

kegiatan dan bahkan kepemimpinan gereja, padahal selama ini kaum

perempuan sama sekali tidak mempunyai peran dalam kegiatan peribadatan

di rumah-rumah sembahyang Yahudi.

Dalam Kisah Para Rasul 16 ay. 14-15 dan 40 kita menemukan nama seorang

perempuan yang berperanan besar dalam pelayanan Paulus, yaitu Lidia.

Cobalah baca kedua bagian Alkitab tersebut! Apa yang dapat kamu temukan

di situ?

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Peranan perempuan tidak hanya tampak dari kisah yang pendek tentang

Lidia ini. Dalam 1 Korintus 18 kita juga menemukan seorang tokoh perempuan

lainnya, yaitu Priskila, istri dari Akwila. Akwila dan Priskila tampaknya aktif

menjadi misionaris karena dalam Kisah 18:26 dikatakan bahwa mereka berdua

bersama-sama menjelaskan firman Allah kepada Apolos, yang belakangan

menjadi salah seorang rasul yang juga penting (lihat 1 Kor. 3:1; 4-6).

Sumber: http://stoneofwitness.blogspot.com/2011/09/subversive-power-of-gospel.html

Gambar 5.4

Temuan arkeologis mosaik di St. Praxedes, Roma. Mosaik ini menunjukkan

kepemimpinan perempuan di gereja perdana. Paling kiri adalah Theodora, dengan tanda

orang suci di atas kepalanya berbentuk persegi empat, menunjukkan ia masih hidup

ketika mosaik ini dibuat.

61

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Dalam Surat Roma, disebutkan nama seorang tokoh perempuan lainnya,

yaitu Yunias. Nama ini disebut bersama-sama dengan Andronikus. Mereka

berdua ternyata pernah dipenjarakan bersama-sama dengan Paulus karena

pelayanan mereka (Rm. 16:7).

Bagaimana dengan keadaan di masa kini? Apakah masih ada gereja yang

tidak mengakui perempuan sebagai pemimpin gereja, sebagai penatua

atau pendeta? Kalau ya, apa alasannya? Kalau gerejamu sudah menerima

perempuan sebagai pemimpin, coba pikirkan lebih jauh, berapa banyak

perempuan yang menjadi pemimpin di gereja kamu? Apakah jumlah mereka

sudah sama dengan jumlah para pemimpin yang laki-laki? Kalau tidak sama,

apa sebabnya?

3. Keterbukaan kepada Kaum Marjinal

Siapa lagi orang-orang yang disambut sebagai bagian dari gereja perdana?

Sebuah kisah yang pasti mengagetkan banyak jemaat di gereja perdana itu

ialah ketika Filipus membaptiskan seorang sida-sida (orang kasim atau kebiri)

dari Etiopia (Kis. 8:26-40). Sida-sida yang tidak kita kenal namanya ini adalah

seorang pejabat pemerintah dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu

Etiopia. Saat itu ia sedang kembali dari Yerusalem ke negerinya. Ia pergi ke

Yerusalem untuk beribadah.

Rupanya, meskipun ia seorang

asing, sida-sida ini adalah seorang

yang tergolong “orang yang takut

akan Allah”, yaitu sebutan untuk

mereka yang tidak bisa atau belum

bisa sepenuhnya menjadi Yahudi

karena belum dapat menjalankan

semua perintah agama itu. Sebagai

sida-sida, orang ini tidak bisa

menjadi bagian dalam umat Allah.

Saat itulah, malaikat Tuhan memerintahkan Filipus untuk pergi ke Gaza.

Filipus diperintahkan Allah untuk mendekati kereta yang ditumpangi sida-

sida itu. Sida-sida itu rupanya sedang asyik membaca suatu bagian dari kitab

Yesaya, namun ia tidak memahami apa artinya. Ketika Filipus menanyakannya,

ia menjawab, “Bagaimana mungkin aku mengerti karena tidak ada orang yang

menjelaskannya bagiku?” Inilah bagian yang dibaca oleh sida-sida itu: Seperti

seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu

Sumber: http://www.cocgrissom.org/contact.html)

Gambar 5.5

Filipus dan sida-sida dari Etiopia.

62

Kelas X SMA/SMK

di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka

mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang

akan menceriterakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi (Kis.

8:32-33; lihat Yes. 53:7-8). Lalu Filipus menjelaskan bahwa yang dinubuatkan

oleh Yesaya itulah Yesus yang disalibkan. Setelah mendengar penjelasan

Filipus, sida-sida itu pun minta agar ia dibaptiskan.

4. Sida-sida dan Ritual Yahudi

Mengapa baptisan terhadap sida-sida ini bisa menimbulkan kehebohan di

kalangan para murid dan gereja perdana? Siapakah sida-sida itu? Seorang

sida-sida atau orang kasim adalah laki-laki yang buah zakarnya hancur atau

dengan sengaja dihancurkan. Di zaman dahulu praktik ini biasa dilakukan

untuk menghasilkan laki-laki yang tidak mampu berhubungan seks sehingga

ia dianggap aman untuk menjadi pengawal harem.

Namun, kita juga dapat menduga keras bahwa sida-sida ini tidak bisa

menjadi pemeluk Yahudi, dan tidak dapat masuk lebih jauh ke dalam Bait Suci

karena larangan yang diberikan dalam Kitab Imamat 21:17-20:

katakanlah kepada Harun, begini: “Setiap orang dari antara keturunanmu

turun temurun yang bercacat badannya, janganlah datang mendekat untuk

mempersembahkan santapan Allahnya, karena setiap orang yang bercacat

badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang

yang bercacat mukanya, orang yang terlalu panjang anggotanya, orang yang

patah kakinya atau tangannya, ... atau yang rusak buah pelirnya.”

Mengapa ada aturan seperti itu di dalam agama Israel? Tampaknya ini

berkaitan erat dengan pemahaman tentang kesempurnaan di kalangan umat

tersebut. Orang-orang yang kurang sempurna atau memiliki cacat tubuh

dilarang mendekat ke Kemah Suci atau belakangan Bait Suci, sama seperti

halnya kurban yang dipersembahkan di Kemah Suci tidak boleh kurban yang

cacat, buta, dan lain-lain

Jack Rogers, bekas ketua Sinode Gereja Presbyterian Church (USA) dari

Amerika Serikat, menyatakan, “Kenyataan bahwa orang pertama yang masuk

Kristen dari kalangan bukan Yahudi berasal dari seseorang dari kalangan

minoritas seksual dan yang ras, etnisitas dan kebangsaannya sama sekali

berbeda". Pernyataan ini mengajak orang Kristen untuk bersikap inklusif secara

radikal dan menyambut terhadap orang lain.

63

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

F. Eksklusif vs Inklusif

Apa yang kita lihat dalam pelajaran ini adalah suatu bentuk perlawanan

terhadap eksklusivisme atau ketertutupan. Gereja perdana adalah gereja yang

inklusif, artinya gereja itu terbuka, tidak membeda-bedakan orang. Bahkan

terhadap orang-orang yang dalam masyarakat Yahudi biasanya diasingkan,

ditolak, dan dijauhi orang banyak pun gereja membuka dirinya lebar-lebar.

Di kalangan orang Yahudi dahulu ada sebuah doa yang dapat

menggambarkan sikap yang eksklusif, atau bahkan patriarkal (=menganggap

laki-laki sebagai penguasa tertinggi), seperti misalnya doa berikut ini:

“Terpujilah Engkau, ya Allah, Raja semesta alam, karena Engkau tidak

menciptakan aku sebagai seorang bukan Yahudi.

“Terpujilah Engkau, ya Allah, Raja semesta alam, karena Engkau tidak

menciptakan aku sebagai budak.

“Terpujilah Engkau, ya Allah, Raja semesta alam, karena Engkau tidak

menciptakan aku sebagai seorang perempuan.”

Dari doa ini kita dapat melihat bahwa kedudukan sebagai orang bukan

Yahudi (goyim, orang asing), budak, dan perempuan dipukul rata begitu

saja dan dianggap sebagai kehinaan. Memang, tradisi Yahudi pada waktu itu

menganggap orang-orang selain Yahudi sebagai goyim, atau orang asing, yang

tidak mendapat perkenan Allah. Mereka hanya berfungsi sebagai pelayan untuk

orang Yahudi. Namun kisah kita ini menggambarkan betapa gereja perdana

itu adalah sebuah komunitas yang revolusioner, membongkar pemahaman-

pemahaman eksklusif yang membangun tembok-tembok di antara manusia

dari berbagai bangsa.

Kaum perempuan yang di kalangan masyarakat kita bahkan sampai

sekarang seringkali dianggap sebagai warga kelas dua dan tidak penting,

sehingga di beberapa gereja mereka tidak mendapatkan tempat atau tidak

boleh menjadi pemimpin - justru mendapatkan tempat yang tinggi dan

terhormat di kalangan jemaat.

Penerimaan terhadap sida-sida atau orang kebiri ini sebetulnya dipahami

oleh gereja perdana sebagai penggenapan terhadap janji Allah untuk menerima

mereka dan semua orang yang disingkirkan oleh masyarakat umumnya, seperti

yang tertulis dalam Kitab Yesaya 56: 4-7

64

Kelas X SMA/SMK

4

Sebab beginilah firman TUHAN: “Kepada orang-orang kebiri yang

memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki

dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, 5 kepada mereka akan Kuberikan

dalam rumah-Ku dan di lingkungan tembok-tembok kediaman-Ku suatu

tanda peringatan dan nama -- itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan

perempuan -- suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan

kepada mereka.

6

Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk

melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-

hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya,

dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, 7 mereka akan Kubawa ke gunung-

Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan

kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang

dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa

bagi segala bangsa.

G. Sikap Tuhan Yesus

Sikap Tuhan Yesus terhadap orang-orang marjinal justru bertolak belakang

dengan hukum Taurat Israel. Yesus lebih mencerminkan keterbukaan

Allah seperti yang digambarkan dalam Kitab Yesaya yang dikutip di atas.

Misalnya, Tuhan Yesus pun dikecam para ahli Taurat dan orang Farisi karena

Ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat - yang dianggap sebagai

pelanggaran terhadap hukum Taurat. Sementara itu, mereka justru tidak akan

segan-segan menyelamatkan lembu mereka yang terperosok ke dalam sumur,

meskipun pada hari Sabat. (Luk. 14:2-5) .

Kalau harus melakukan perbuatan baik, Yesus tidak mau menunggu sampai

Sabat berlalu. Ia akan segera menyembuhkan orang yang sakit itu, karena Ia tahu

orang itu membutuhkannya. Dalam Markus 2:27 Tuhan Yesus berkata kepada

orang banyak, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk

hari Sabat.” Terhadap orang kusta, Yesus tidak segan-segan menyentuhnya

dan menyembuhkannya. Perempuan yang mengalami pendarahan selama 12

tahun, yang menurut hukum Taurat harus dianggap najis, dibiarkan menjamah-

Nya dan perempuan itu menjadi sembuh. Kalau Tuhan Yesus tidak segan-segan

menghampiri orang-orang yang tersingkirkan oleh masyarakatnya, kaum

marjinal, maka komunitas yang Tuhan Yesus inginkan pun tentunya adalah

komunitas yang inklusif, terbuka bagi setiap orang, apapun juga latar belakang

ras, etnis, kelas sosial, bahkan juga kondisi fisiknya. Kedekatan Yesus terhadap

65

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

perempuan Samaria dan perempuan Kanaan, kedua-duanya bukan orang

Yahudi dan pemberitaan Injil kepada sida-sida Etiopia itu adalah gambaran

yang diberikan oleh Lukas, si penulis Kisah Para Rasul, untuk melukiskan betapa

terbukanya gereja kepada semua orang.

Dalam Galatia 3:26-29 dikatakan,

26

Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus

Kristus.

27

Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan

Kristus.

28

Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada

hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu

semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

29

Dan jikalau kamu adalah milik

Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima

janji Allah.

Keterbukaan yang digambarkan oleh Paulus di atas tidak mungkin bisa

terjadi bila Roh Kudus tetap membelenggu kita. Baru ketika Allah melalui Roh-

Nya yang kudus membebaskan kita dari belenggu Taurat (Gal. 5:18), maka kita

akan menjadi bebas.

H. Gereja yang Terus-menerus Diperbaharui

Para reformator di Abad Pertengahan mempunyai semboyan, Ecclesia

reformata, ecclesia semper reformanda. Artinya, gereja yang telah diperbaharui

harus terus menerus memperbaharui dirinya. Dengan kata lain, tidak cukup

pembaharuan yang terjadi sekali di masa Peter Waldo, Jan Hus, Martin Luther,

atau Yohanes Calvin. Pembaharuan harus terus-menerus terjadi, karena gereja

harus terus bertumbuh, berubah menjadi lebih baik, dan berusaha menjawab

tantangan-tantangan baru di dalam masyarakatnya.

Sayang sekali, kadang-kadang gereja terpaku pada masa lampau, bahkan

pada ajaran-ajaran yang sudah tidak relevan, sehingga gagal untuk memahami

tugas pembaharuan dirinya. Mahatma Gandhi, seorang tokoh kemerdekaan

India, di masa mudanya pernah berniat pergi ke gereja untuk ikut beribadah.

Gandhi telah banyak membaca Alkitab, khususnya kitab Injil Matius. Dia ingin

sekali berkenalan dengan Yesus yang diakui sebagai Tuhan oleh orang Kristen.

Gandhi sangat terkesan oleh ajaran-ajaran Yesus yang dirasakannya begitu

luhur dan agung. Malangnya, saat itu ia hidup dan bekerja di Afrika Selatan

dan pemerintah negara itu mempraktikkan politik apartheid, yaitu politik

diskriminasi rasial. Orang kulit berwarna dilarang bergaul dengan orang kulit

putih.

66

Kelas X SMA/SMK

Mereka dilarang memasuki gedung-gedung atau tempat-tempat yang

khusus disediakan untuk orang kulit putih. Mereka pun dilarang menikah

dengan orang kulit putih. Orang yang berani melanggar aturan-aturan ini akan

dihukum dan dijebloskan ke dalam penjara.

Ketika Gandhi berkunjung ke gereja orang kulit putih di Afrika Selatan, ia

ditolak karena warna kulitnya. Gandhi kecewa. Dr. E. Stanley Jones, seorang

misionaris di India, pernah bertanya kepada Gandhi, “Tn. Gandhi , meskipun

Tuan banyak sekali mengutip kata-kata Kristus, mengapa tampaknya Tuan

menentang keras untuk menjadi pengikut-Nya?” Gandhi menjawab, “Oh, I don’t

reject your Christ. I love your Christ. It’s just that so many of you Christians are so

unlike your Christ.” Artinya, “Oh, aku tidak menolak Kristusmu. Aku mengasihi

Kristusmu. Tapi begitu banyak dari kalian orang Kristen yang sangat berbeda

dengan Kristusmu.”

Apa yang dikatakan oleh Gandhi sungguh sebuah kritik yang tajam bagi kita

orang Kristen, karena kita seringkali gagal mencerminkan siapa Yesus Kristus

yang sesungguhnya yang kita kenal dan sembah itu.

Nyanyian

Mari kita nyanyikan lagu di bawah ini bersama-sama, sambil menghayati

kembali bagaimana gereja perdana dahulu membuka dirinya kepada setiap

orang yang mau datang dan bergabung ke dalamnya:

KJ No. 257 “Aku Gereja, Kaupun Gereja”

1.

Aku Gereja, kau pun Gereja, kita sama-sama Gereja dan

pengikut Yesus di seluruh dunia kita sama-sama Gereja.

Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya;

Bukalah pintunya, lihat di dalamnya, Gereja adalah

orangnya.

2.

Aku Gereja, kau pun Gereja, kita sama-sama Gereja dan

pengikut Yesus di seluruh dunia kita sama-sama Gereja.

Berbagai macam manusia, terdiri dari bangsa-bangsa,

lain bahasanya dan warna kulitnya, tempatnya pun

berbeda juga.

3.

Aku Gereja, kau pun Gereja, kita sama-sama Gereja dan

pengikut Yesus di seluruh dunia kita sama-sama Gereja. Di

waktu hari Pentakosta Roh Kudus turunlah ke dunia; G’reja

disuruh-N

ya membawa berita kepada umat manusia.

67

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Evaluasi

1.

Di atas dikatakan bahwa pembaharuan yang terjadi di dalam gereja adalah

hasil pekerjaan Roh Kudus. Pembaharuan apakah yang pernah terjadi di

dalam gereja kamu? Kalau tidak ada, apa sebabnya?

2.

Menurut kamu, apakah di masa kini masih ada orang-orang yang ditolak

masuk ke dalam gereja, atau ditolak bergabung menjadi anggota gereja?

Apakah mereka ini orang-orang yang berlatar belakang suku yang lain,

kelas ekonomi yang lebih rendah, atau mereka yang dianggap mengalami

“kelainan”, seperti misalnya seorang waria - yang tubuhnya laki-laki tetapi

di dalam jiwanya ia merasa perempuan sehingga mereka sering dilecehkan

dan dicemoohkan masyarakat? Coba diskusikan dengan temanmu

sebangku!

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

3.

Susunlah langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan

sebuah gereja yang inklusif!

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

.........................................................................................................

68

Kelas X SMA/SMK

I. Rangkuman

Dalam bagian ini kita telah belajar bagaimana gereja terbentuk melalui

pekerjaan Roh Kudus yang dijanjikan dan diutus oleh Tuhan Yesus sendiri. Di

bawah pimpinan Roh Kudus sendirilah gereja melaksanakan berbagai langkah

pembaharuan yang diwujudkan antara lain di dalam sikap gereja yang terbuka

terhadap banyak orang yang sebelumnya tersingkir atau ditolak oleh orang

Yahudi pada zaman itu, seperti misalnya orang-orang asing (helenis), kaum

perempuan, dan orang-orang kasim (orang kebiri). Penerimaan ini sendiri

sudah diteladankan oleh Yesus Kristus melalui pelayanan-Nya yang tidak

memilah-milah. Sebaliknya, dengan gamblang Yesus Kristus memperlihatkan

keterbukaan-Nya kepada orang-orang ini, dengan sikapnya yang menerima

dan mau mendekati mereka.

J. Penutup

„

Doa Penutup

Marilah kita berdoa dan memohon kepada Allah agar mengutus Roh

Kudus-Nya agar gereja kita diperbaharui, dikuatkan, dan dibimbing

agar siap diutus untuk memberitakan Kabar Suka Cita dari Injil Yesus

Kristus.

Kita berdoa supaya gereja kita semakin dikuatkan oleh janji Tuhan

Yesus, “Aku akan menyertai kamu sampai kepada akhir zaman.”

Kita berdoa supaya gereja kita siap untuk mendengarkan suara Roh

Kudus yang membimbing kita semua untuk menjadi tubuh Kristus

yang hidup dan bersaksi di dunia, bukan hanya dengan kata-kata

tetapi juga dengan kesaksian hidup kita.